PUISI SANG PENYABAR
Satu yang merusak hatiku, mencabik - cabiknya hingga hancur berkeping - keping.
Sakit, nyeri, apakah ini ada obatnya?
Hanya waktu yang tahu.
Tapi mengapa?
Orang - orang menertawakanku, mencelaku, dan meremehkanku.
Tetapi aku akan tetap tersenyum melawan rintangan itu.
Hingga disuatu saat aku melihat senyuman mereka saat melihatku.
Darah keluar dari hatiku, membasahi tubuhku, menutupi mukaku yang sedih.
Sakit, nyeri, apakah ini ada obatnya?
Hanya waktu yang tahu.
Tapi mengapa?
Orang - orang menertawakanku, mencelaku, dan meremehkanku.
Tetapi aku akan tetap tersenyum melawan rintangan itu.
Hingga disuatu saat aku melihat senyuman mereka saat melihatku.
Komentar
Posting Komentar