HARTA KARUN
Salah satu nama yang amat terkenal di dunia ini ialah :
QARUN. Setiap kali orang menumukan harta yang sangat banyak disebutkan harta
itu “Harta Karun”.
Ada 2 ciri yang melekat pada harta karun. Pertama jumlah
sangat banyak dan kedua didapat secara tiba-tiba karena selama ini tertimbun
atau tersimpan ditempat yang tidak diketahui.
Al-Qur’an menerangkan dalam ayat yang sangat dalam maknannya
: “Dan Qarun, Fir’aun dan Haman,
sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan membawa
keterangan-keterangan yangnyata, akan tetapi mereka berlaku sombong di bumi dan
tidaklah mereka luput dari kehancuran”. (Al-Ankabuut : 39)
Sebelum kita lihat isinya, Al-Qur’an telah menunjukkan
keunggulannya dalam susunan atau pilihan kata-kata. Nama Qarun disebut terlebih
dahulu dalam susunan ini daripada Fir’aun yang sangat terkenal itu. Fir’aun
memegang kekuasaan, tetapi Qarun menguasai harta. Sampai sekarang pun masih
dapat kita lihat bagaimana pemegang harta dapat mempengaruhui (baca : mengendalikan
) para pemegang kekuasaan. Di Amerika siapapun yang menjadi presiden tetap saja
tidak bias mengabaikan penduduk Yahudi yang sedikit itu karena orang Yahudi
menguasai uang.
Selanjutnya Al-Qur’an menceritakan bahwa harta Qarun itu
demikian banyaknya sehingga kunci tempat menyimpannya saja terasa berat
membawanya oleh orang-orang yang kuat sekalipun (28 : 76).
Terbenam kedalam Bumi
Kekayaan yang melimpah ruang telah menyebabkan Qarun menjadi
sombong. Sebagaimana biasanya kesombongan itu mendatangkan perilaku aniaya
kepada sesame makhluk. Tidak jarang terjadi orang yang sombong karena kelebihan
kekuasaan atau harta yang ada padanya melakukan tindakan-tindakan aniaya
terhadap orang lain yang dianggap lemah. Tetapi aniaya yang paling besar ialah
ketika dia tidak lagi menganggap harta itu sebagai pemberian Allah.
“Qarun berkata : “Sesungguhnya
aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku””. (Al-Qashash : 78)
Sesungguhnya bagi Allah SWT tidaklah sulit memberikan harta
kepada siapapun juga yang dikehendaki-Nya . Akan tetapi segala harta dunia
tidaklah terlepas dari sifatnya sebagai percobaan untuk manusia. Memang, dalam
banyak hal orang hanya ingat akan cobaan jika ditimpa oleh musibah. Akan tetapi
Al-Qur’an (21 : 35) menerangkan bahwa cobaan itu juga bias berbentuk kesenangan
atau kebaikan.
Orang-Orang beriman diberi pelajaran oleh Allah tentang
hakekat dari kehidupan di dunia ini sebagai percobaan yang harus dilalui dengan
baik sesuai petunjuk Allah, untuk menjaga agar mereka tidak mudah terpengaruh
dengan perilaku orang-orang yang tidak beriman (3 : 196). Hal ini pernah
terjadi di zaman Nabi Musa ketika Qarun keluar dengan segala kemegahannya.
“Maka keluarlah Qarun
kepada kaumnya dengan segala kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang
terlampau menginginkan kehidupan dunia : “Moga-moga kita mempunyai seperti apa
yang diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar””. (Al-Qashash : 79)
Pengaruh buruk yang ditularkan oleh gaya hidup Qarun ini
sangat berbahaya, sehingga Allah membenamkannya dengan rumahnya kedalam bumi
(28 : 81). Penjelasan bahwa Allah tidak membiarkan pengaruh buruk ini akan menjalar
cepat sehingga bisa-bisa membuat semua orang menjadi kufur dapat kita lihat
dari ayat berikut : “Sekiranya bukan
karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran) tentulah
Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Rahman loteng-loteng
perak bagi rumah mereka dan tangga-tangga (perak) yang mereka menaikiny. Dan
(Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan dipan-dipan
yang mereka bertelekan atasny. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan
(dari emas untuk mereka). Dan semua itu tidak lain hanyalah kesenangan hidup
didunia, sedangakan kehidupan akhirat itu disisi Tuhanmu adalah bagi
orang-orang yang bertakwa”. (Az-Zukhruf : 33-35)
Penggalian Batu Tulis
Dilihat dari penjelasan diatas, dimana kecilnya pandangan
Allah atas harta benda dunia ini, maka sesungguhnya upaya mencari harta karun
dengan penggalian tempat-tempat kuno seperti yang baru saja terjadi sangat kita
sesali. Negeri kita sebenarnya sangat kaya, tetapi karena kurang bersyukur maka
Allah mencabut kemakmuran yang sedianya dapat kita raih itu seperti pada negeri
Saba’ (34 : 16). Salah satu penyebab kemiskinan kita ialah tingkat kebocoran
harta yang sangat tinggi. Itulah yang harus diperbaiki.
Insya Allah kemakmuran akan datang kalau kinerja telah
diperbaiki dan bukan dengan cara harta karun. Apalagi RasulullahSAW telah
mengisyaratkan bahwa harta karun secara mendadak itu kemungkinan mendatangkan
dampak yang buruk.
“Berkata Rasulullah
SAW : “Tidak datang hari kiamat sebelum sungai Furat mengeluarkan gunung emas.
Orang berperang memperebutkannya sehingga dari seratus orang terbunuh 99 orang
dan tiap-tiap orang akan berkata “Mudah-mudahan aku termasuk yang selamat”””.
(Hadist riwayat Bukhari dan Muslim)
Sumber : Lembar Risalah An-Natijah 36/Thn. VII
Sumber : Lembar Risalah An-Natijah 36/Thn. VII
Komentar
Posting Komentar