Postingan

Menampilkan postingan dari 2002

MENGHADAP KIBLAT DIATAS KENDARAAN

Jika seseorang terpaksa mendirikan shalat diatas kendaraan yang sedang berjalan, maka penentuan arah kiblat kemana dia menghadap ditentukan pada awal shalat. Dia boleh meneruskan shalat kemanapun kendaraan berputar. Dari Anas : Adalah Rasulullah SAW jika bepergian, lantas ingi shalat tathauwu' (shalat sunah), maka dia menghadap kiblat dengan kendaraannya, lantas takbir kemudian meneruskan shalat kemanapun kendaraannya menghadap". (Riwayat HR Abu Daud)

MENGUAP DALAM SHALAT

Saat mendirikan shalat merupakan saat berkonsentrasi mengingat Allah. Kita berusaha khusuk dan penuh perhatian karena kita hadapi adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Akan tetapi disamping menggoda manusia dengan menyuruh ingat ini dan itu setan juga mempunyai cara untuk melemahkan manusia dalam mencapai shalat yang berkualitas. Diantaranya ialah dengan menimbulkan rasa ngantuk yang menjelma dalam bentuk menguap. Kalau itu terjadi hendaklah kita berusaha menahanya dengan sekuat tenaga seperti disebutkan dalam hadist berikut: Dari Abu Hurairah katanya : Sesungguhnya Nabi SAW telah berkata : “Menguap-nguap adalah dari setan, maka jika seseorang kamu menguap hendaklah berusaha menahanya sedapatnya (yaitu dalam shalat)” (Riwayat HR Muslimdan Tirmizi)

BOLEH MELUDAH KEARAH KIRI BAWAH

Jika merasa sangat terpaksa, sehingga seseorang harus meludah dalam shalatnya, maka tidak dibenarkan meludah kearah depat atau kearah kanan. Depan adalah arah kiblat, sedangkan kanan adalah arah yang diutamakan. Yang dibolehkan ialah kearah kiri bawah yaitu telapak kaki kiri. Dari Anas katanya : "Berkata Rasulullah SAW : Kalau seseorang kamu dalam shalat maka dia bermunajat (berdialog) dengan Tuhannya. Janganlah dia meludah kedepan dan jangan pula kearah kanan. Akan tetapi hendaklah kearah kiri dibawah tumitnya". (Riwayat Bukhari dan Muslim)

HARTA KARUN

Gambar
Oleh : Drs. H.M. Aziz Ritonga Salah satu nama yang amat terkenal di dunia ini ialah : QARUN. Setiap kali orang menumukan harta yang sangat banyak disebutkan harta itu “Harta Karun”. Ada 2 ciri yang melekat pada harta karun. Pertama jumlah sangat banyak dan kedua didapat secara tiba-tiba karena selama ini tertimbun atau tersimpan ditempat yang tidak diketahui. Al-Qur’an menerangkan dalam ayat yang sangat dalam maknannya : “Dan Qarun, Fir’aun dan Haman, sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan membawa keterangan-keterangan yangnyata, akan tetapi mereka berlaku sombong di bumi dan tidaklah mereka luput dari kehancuran”. (Al-Ankabuut : 39) Sebelum kita lihat isinya, Al-Qur’an telah menunjukkan keunggulannya dalam susunan atau pilihan kata-kata. Nama Qarun disebut terlebih dahulu dalam susunan ini daripada Fir’aun yang sangat terkenal itu. Fir’aun memegang kekuasaan, tetapi Qarun menguasai harta. Sampai sekarang pun masih dapat kita lihat bagaimana pemega